Uban Putih

Dulu kukira aku akan sempat
menikmati uban putihmu, berkilau-oranye-kuning-kemerahan
diterpa mentari sore saat kita duduk-duduk memaknai
hitungan debur demi debur ombak

Akan kularang kau mengecatnya
karena mahkot putih itu simbol cantik dalam saput bijak

Dulu kukira matahari senja atau matahari pagi sempat berkilau
di rambut putihmu
Dimana saat kita memandangnya akan ku buat kau tertawa
dalam kekanakanku yang tak hilang-hilang
ditengah arungan usia senja, seperti pernah kuperjanjikan padamu

Dulu kukira kau takkan meninggalkanku
sebelum senjaku berlalu, maka kubilang pada diriku :
“Alangkah lama malamku menjelang langitku”

Leave a comment

Top Rated