Ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh angin yang selalu gelisah pada nadi kehidupan. Angin itu selalu mengusik dedaunan di pohon-pohon besar, mengusikku, mungkin juga mengusikmu dan mengharap ada yang mau mengerti dan mampu memahami sebuah pertanyaan : “Apakah makhluk Tuhan masih saling mengenal satu sama lain?”
Dan jalan panjang hanya diam saja membiarkan sang waktu lewat menuju akhir hayatnya. Hanya langit di atas yang selalu menyimak angin yang resah itu. Tapi di ketinggian sana, ia tidak bisa berbuat apa-apa, meski seribu rasa kasihan melingkupi hatinya mendengar gemerisik si daun kuning yang resah di ranting pohon yang sangat tinggi dan pada sepotong hati di atas sepeda di jalanan panjang beraspal panas.
Angin berhenti bertiup, mencoba mengerti batasan atas hikmah diam yang yang telah di gariskan oleh alam. Dan selembar daun kuning bisa sejenak istirahat dari ketakutan pada godaan angin yang berbahaya dan dari isak tangis hatinya. Dari lubuk hati aku yakin, bahwa angin hanya memberi isyarat, untuk sementara saja, sebelum ia menjadi badai.
Di luar semua itu, seluruh perjalanan kehidupan tetap mengalir apa adanya, meski kau diam seribu bahasa dan enggan bertanya atau menghayati tentang roda kehidupan yang timpang dan cacat di sisimu.
Dan daun pun akhirnya gugur, luluh jatuh ke jantung tanah. Seorang lelaki tua tak sengaja melindasnya, sebelum kemudian ia menjauh, menjauh, dan semakin menjauh. Sepasang roda kehidupan mengucapkan selamat tinggal pada mataku. Lelaki tua yang hening perlahan menghilang, benderanya berkibar-kibar di kejauhan, tapi bisiknya padaku masih sampai walaupun samar kudengar bahwa aku tak akan pernah mengerti makna dari tulisan : “Hati-hati Ulu Bekas?”
PiS 24 Juli 2011,
Suatu Ketika dalam kehidupanku dan
di Ring Road Barat.
KATA HATI :
- Hati-hati Ulu Bekas
- Milas, Belajar Menyapa
- Bangsal, Lorong Pilihan Yang Menentukan
- Soma Yoga, Belajar Menyapa Yang Bukan di Dunia Maya (1) – The Beginning
- Stasiun Senen, Belajar Menyapa Yang Bukan di Dunia Maya (2)
- Gerbang, Belajar Menyapa Yang Bukan di Dunia Maya (3)
- Sejoli, Belajar Menyapa Yang Bukan di Dunia Maya (4)
- Olenka, Si Matahari Pagi (Awal…)
- Olenka, Si Matahari Senja
- Olenka, Si Matahari kecilku
- Olenka, Rinduku Seabad Padamu
- Olenka, Untuk Tiga Tahun
- Sangam House, Citarasa Dibalik Pintu Tebal
- Senja, Kenangan dan Aku
- Tuhan, Selembar Daun Kuning dan Kau = abadi
- Inilah Hidup..!! Tanpa Sepatah Kata
- Jemari Tuhan dan Sang Waktu
- Milas, Citarasa dibalik Vegetarian
- Soma Yoga, Vegetarian & Citarasa
- Maaf, Kalau Masih Mungkin…
- Tadi pagi
- Xenia, melepas 4000 Km tanpamu
- Aku (page)
- Kau
Protected :
- Gazebo dan Teras, Ada Angin Yang Bercengkrama di Sana
- Apakah Kita Makhluk Tuhan Yang Saling Mengenal?
- Daftar Submission (My Experiment)
- Malaikat yang Turun dari Langit Metropolitan
- (Maket FlowChart Web – Kolom Donasi Utk P. Kanker)
- Bang, lihat matahari yuk…
- Bang Nggak Ada Yang Nelpon?
- Bang, jalan-jalan ke GOR UGM ya…?
adeadeaje
Sep 07, 2011 @ 17:44:12
Kalau uluh bakas bahasa dayak ngaju artinya orang tua
LikeLike