Ingin kurangkai titik-titik menjadi garis
lalu merangkai garis menjadi titian
tempat agar aku bisa berlarian
mengejar bayangmu,
sambil melabuhkan kerinduan
pada arus sungai di bawanya
mengalir deras menuju ke negeri indahmu.
Ingin kurangkai titik-titik menjadi helai
lalu merangkai helai-helai menjadi rambutmu
tempat agar aku bisa membelaikan
jemari linangan kerinduan
sambil mengalunkan puisi di gemulai angin
agar tertiup ke dalam tidur damaimu.
Aku berbisik :
Pagi ini, sudah bangunkah kau di negerimu?
(PiS, 13.05.12 “Rindu Seabad”)