Dulu, saat-saat aku masih dikaruniai dan berlinang dalam cinta kasihmu, aku selalu ingin berjalan bersamamu menikmati alam sebagai kasih karunia Tuhan. Aku terbiasa menikmati mentari yang mulai tenggelam kala senja atau mentari yang mulai terbit kala pagi bersama bening bola matamu.
Sekarang saat kau telah tiada, aku masih bisa menikmati bening bola matamu saat mentari senja mulai tenggelam dan saat-saat mentari pagi mulai terbit, saat-saat dimana aku sungguh merindukanmu, setiap waktu. Mentari terbit dan mentari tenggelam adalah bening indah bola matamu yang selalu menungguku (PiS, Catatan Harian “Setelah kau pergi”)
sumber : www.maryati.net