Suatu Tempat Selain di Benteng Vredeburg ini

Andai kau mau membisikkan suatu tempat, ke mana kakiku bisa menapakkan kenyataannya tanpa meninggalkan banyak jejak semu, tentu aku juga bisa menemukan sebuah pintu baru, di mana di dalam ruangnya tak ada lagi kenangan yang harus teringat-ingat.

Andai tempat itu ada, aku tak perlu lagi duduk di sini menimang sejuta kerinduan di antara ribuan cinta yang bertebaran di sini.  Kau lihat pasangan-pasangan itu mereka tak melepas detik ke lautan waktu dengan sia-sia. Mereka menguntai setiap detik ke dalam gema cinta yang seolah tak akan padam. Sementara aku di sini hanya mendulang bayang-bayang ke dalam rona malam.

Sungguh…, aku kehilangan dudukmu di batu ini, Mar…
AKu tak ingin berharap dengan memelas dan meretas hatiku, akan mendatangkan kasihmu dalam bentuk lain apapun. Penantian ini serasa abad-abad yang telah lama punah namun tak bisa lepas dari pelupuk mata yang akan terbuka abadi.

Hanya doa,
Berharap akan menjadi jembatan, meski aku berkubang dalam pengharapan hambar, jembatan di mana masa itu akan datang lalu menjadi tempat di mana aku perlahan meniti agar bisa menyeberang ke negeri di mana aku bisa duduk dengan kau ada di sebelah kiriku.

(PiS, 01.06.12 “Kenangan malam di Benteng Vredeburg”)

Leave a comment

Top Rated